Pengertian ISPA (Infeksi Saluran
Pernafasan Akut)
Infeksi saluran
pernapasan akut adalah salah satu jenis penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi, penyakit yang tergolong infeksi daluran pernapasan akut yang dapat
dicegah dengan imunisasi adalah difteri, batuk, rejan dan campak.
Infeksi Saluran Pernafasan Akut
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan
Akut) adalah suatu penyakit yang
terbanyak diderita oleh anak- anak, baik dinegara berkembang maupun dinegara
maju dan sudah mampu dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena
penyakitnya cukup gawat. Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan
anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai pada masa dewasa.
World Health Organization (WHO) memperkirakan
insidens Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan
angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%
pertahun pada golongan usia balita. Menurut WHO ± 13 juta anak balita di dunia
meninggal setiap tahun dan sebagian besar kematian tersebut terdapat di Negara
berkembang, dimana pneumonia merupakan salah satu penyebab utama kematian
dengan membunuh ± 4 juta anak balita setiap tahun (Depkes, 2007).
ISPA masih merupakan masalah kesehatan
yang penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi
yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan
mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 % – 60 % dari kunjungan
diPuskesmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan
oleh ISPA mencakup 20 % – 30 %. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena
pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah,
darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang
sehat kesaluran pernapasannya. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama
yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada
bulan-bulan musim dingin.
Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak hygiene. Risiko terutama terjadi pada anak-anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang, beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta tidak tersedianya atau berlebihannya pemakaian antibiotik.
Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak hygiene. Risiko terutama terjadi pada anak-anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang, beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta tidak tersedianya atau berlebihannya pemakaian antibiotik.
Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni
sebagai berikut :
1. Infeksi
Adalah masuknya kuman atau mikroorganisme
ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala
penyakit.
2. Saluran pernafasan
Adalah organ mulai dari hidung hingga
alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan
pleura.
3. Infeksi Akut
Adalah Infeksi yang langsung sampai
dengan 14 hari. batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun
untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat
berlangsung lebih dari 14 hari.
Tanda-tanda Klinis
· Pada sistem pernafasan adalah: napas tak teratur dan cepat, retraksi/
tertariknya kulit kedalam dinding dada, napas cuping hidung/napas dimana
hidungnya tidak lobang, sesak kebiruan, suara napas lemah atau hilang, suara
nafas seperti ada cairannya sehingga terdengar keras
· Pada sistem peredaran darah dan jantung : denyut jantung cepat atau lemah,
hipertensi, hipotensi dan gagal jantung.
· Pada sistem Syaraf adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung,
kejang dan coma.
· Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.
Tanda-tanda bahaya pada anak golongan
umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah: tidak bisa minum, kejang, kesadaran
menurun, stridor dan gizi buruk.
Tanda bahaya pada anak golongan umur
kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun
sampai kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran
menurun, mendengkur, mengi, demam dan dingin
Terapi
Terapi yg diberikan pada penyakit ini
biasanya pemberian antibiotik walaupun kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus
yang dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pemberian obat obatanterapeutik,
pemberian antibiotik dapat mempercepat penyembuhan penyakit ini dibandingkan
hanya pemberian obat obatan symptomatic, selain itu dengan
pemberian antibiotik dapat mencegah terjadinya infeksi lanjutan dari bakterial,
pemberian, pemilihan antibiotik pada penyakit ini harus diperhatikan dengan
baik agar tidak terjadi resistensi kuman/baterial di kemudian hari. Namun pada
penyakit ISPA yg sudah berlanjut dengan gejala dahak dan ingus yg sudah menjadi
hijau, pemberian antibiotik merupakan keharusan karena dengan gejala tersebut
membuktikan sudah ada bakteri yg terlibat.
Pengobatan pada ISPA
· Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik melalui
jalur infus , di beri oksigen dan sebagainya.
· Pneumonia: diberi obat antibiotik melaui mulut. Pilihan obatnya
Kotrimoksasol, jika terjadi alergi / tidak cocok dapat diberikan Amoksilin,
Penisilin, Ampisilin
· Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di rumah,
untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang
tidak mengandung zat yang merugikan. Bila demam diberikan obat penurun panas
yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan
tenggorokan didapat adanya bercak nanah disertai pembesaran kelenjar getah
bening dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman streptococcuss
dan harus diberi antibiotik selama 10 hari.
Untuk perawatan ISPA dirumah ada
beberapa hal yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk mengatasi anaknya yang
menderita ISPA.
· Mengatasi panas (demam)
Untuk anak usia 2 bulan samapi 5 tahun
demam diatasi dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2
bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6
jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan
dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan
menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).
· Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman
yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap
atau madu ½ sendok teh , diberikan tiga kali sehari.
· Pemberian makanan
Berikan makanan yang cukup gizi,
sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari biasanya,
lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.
· Pemberian Minuman
Usahakan pemberian cairan (air putih,
air buah dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Ini akan membantu
mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita.
· Lainnya
Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau
selimut yang terlalu tebal dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam. Jika
pilek, bersihkan hidung yang berguna untuk mempercepat kesembuhan dan
menghindari komplikasi yang lebih parah. Usahakan lingkungan tempat tinggal
yang sehat yaitu yang berventilasi cukup dan tidak berasap. Apabila selama perawatan
dirumah keadaan anak memburuk maka dianjurkan untuk membawa kedokter atau
petugas kesehatan. Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, selain
tindakan diatas usahakan agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan
benar selama 5 hari penuh. Dan untuk penderita yang mendapatkan antibiotik,
usahakan agar setelah 2 hari anak dibawa kembali kepetugas kesehatan untuk
pemeriksaan ulang
Pencegahan ISPA dapat dilakukan
dengan :
· Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
· Immunisasi.
· Menjaga kebersihan prorangan dan lingkungan.
· Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.
Pemberantasan ISPA yang dilakukan
adalah :
· Penyuluhan kesehatan yang terutama di tujukan pada para ibu.
· Pengelolaan kasus yang disempurnakan.
· Immunisasi
Sedangkan kegiatan yang dapat dilakukan
oleh kader kesehatan adalah diharapkan dapat membedakan kasus pneumonia
(pneumonia berat dan pneumonia tidak berat) dari kasus-kasus bukan pneumonia
sehingga dapat :
· Memberikan penjelasan dan komunikasi perihal penyakit batuk pilek biasa
(bukan pneumonia) serta penyakit pneumonia kepada ibu-ibu serta perihal
tindakan yang perlu dilakukan oleh ibu yang anaknya menderita penyakit
· Memberikan pengobatan sederhana untuk kasus-kasus batuk pilek (bukan
pneumonia) dengan tablet parasetamol dan obat batuk tradisional obat batuk
putih.
· Merujuk kasus pneumonia berat ke Puskesmas/Rumah Sakit terdekat.
· Atas pertimbangan dokter Puskesmas maka bagi kader-kader di daerah-daerah
yang terpencil (atau bila cakupan layanan Puskesmas tidak menjangkau daerah
tersebut) dapat diberi wewenang mengobati kasus-kasus pneumonia (tidak berat)
dengan antibiotik kontrimoksasol.
· Mencatat kasus
yang ditolong dan dirujuk.