Ilmu Asuhan Kebidanan dan Keperawatan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN, PARITAS DAN JARAK TEMPUH DENGAN PILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI PUSKESMAS LAIS KABUPATEN MUSI BAYUASIN TAHUN 2007


BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Memasuki awal tahun pertama pembangunan jangka panjang tahap II, pembangunan gerakan keluarga berencana nasional ditujukan terutama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Keluarga sebagai kelompok sumber daya manusia terkecil yang mempunyai ikatan batiniah dan lahiriah. Dimana keluarga merupakan pengembangan sasaran dalam mengupayakan terwujudnya visi keluarga berencana nasional (Sarwono, 2009).

Program keluarga berencana nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidik, kontribusi program keluarga berencana nasional tersebut dapat dilihat pelaksanaan program Making Pregnancy Safer (Saifuddin, 2006).
Pembangunan keluarga sejahtera merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas dan ketahanan masing-masing keluarga dalam mengantisipasi setiap pengaruh negatif yang mengancam keutuhan keluarga sebagai unit terkecil yang paling utama dari masyarakat (Hartanto, 2009).
Menurut World Health Organization (WHO), dewasa ini hampir 380 juta pasangan menjalankan keluarga berencana dan 65-75 juta diantaranya, terutama  di negara berkembang menggunakan kontrasepsi hormonal seperti kontrasepsi oral, suntik dan implant (Sarwono, 2009).
Di Indonesia masalah kesehatan dan pendidikan merupakan masalah penting dilihat dari urgensi dan besarnya permasalahan. Dalam bidang kesehatan, misalnya Penerapan program keluarga berencana (KB)              dalam tiga puluh tahun terakhir membuktikan fokus pemerintah pada             alat reproduksi perempuan dalam mengendalikan jumlah penduduk (Duniaesai, 2008).
Di Propinsi Sumatera Selatan peserta KB aktif pada bulan Desember 2008 tercatat sebanyak 1.129.745 peserta atau 77,43% dari PUS sebesar 1.459.111. Secara propinsi jika dilihat permix kontrasepsi terlihat besar pada penggunaan KB suntikan 480.420 (42,52%), disusul kemudian dengan penggunaan KB pil 339.374 (30,04%), sedangkan yang lainnya yaitu intra uterine devices (IUD) sebesar 45.885 (4,06%), KB implant 185.605 (16,43%), KB metode operasi pria (MOP) 3.941 (0,35%), KB metode operasi wanita (MOW) 41.659 (3,69%) dan kondom 32.861 (2,91%) (BKKBN, 2009).
Di Kota Palembang berdasarkan data yang dihimpun Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN) tahun 2008 jumlah PUS sebesar 257.561 orang, peserta KB IUD sebanyak 15.030 orang, MOW sebanyak 13.434 orang, MOP sebanyak 195 orang, kondom sebanyak 6.940 orang, implant sebanyak 23.617 orang, suntik sebanyak 83.298 orang dan pil sebanyak 61.009 orang (BKKBN, 2009).
Persentase pemakaian alat kontrasepsi berdasarkan pekerjaan menurut SDKI 2006, pada wanita bekerja sebesar 55,4% dan yang tidak bekerja sebesar 53,6%. Wanita yang bekerja memiliki nilai waktu yang mahal sehingga kesempatan untuk mengurus anak lebih sedikit disbanding wanita yang tidak bekerja, dan wanita yang bekerja akan cenderung membatasi jumlah anak.
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan hal ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan tentang KB Implant merupakan salah satu aspek penting kearah pemahaman tentang alat kontrasepsi tersebut. Seseorang akan memilih KB Implant jika ia banyak memahami dan mengetahui tentang KB Implant.
Berdasarkan data diatas maka penulis tertarik untuk mengambil penelitian “Hubungan antara pengetahuan dan pekerjaan akseptor dengan penggunaan alat kontrasepsi Implant di Klinik Budi Mulia Medika Palembang tahun 2013”.

1.2         Rumusan Masalah
Apakah Hubungan antara pengetahuan dan pekerjaan akseptor dengan penggunaan alat kontrasepsi Implant di Klinik Budi Mulia Medika Palembang tahun 2013?
1.3         Tujuan Penelitian
1.3.1   Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan antara pengetahuan dan pekerjaan akseptor dengan penggunaan alat kontrasepsi Implant di Klinik Budi Mulia Medika Palembang tahun 2013.
1.3.2   Tujuan Khusus
1.      Untuk mengetahui distribusi frekuensi penggunaan alat kontrasepsi Implant di Klinik Budi Mulia Medika Palembang tahun 2013.
2.      Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahun terhadap penggunaan alat kontrasepsi Implant di Klinik Budi Mulia Medika Palembang tahun 2013.
3.      Untuk mengetahui distribusi frekuensi pekerjaan akseptor terhadap penggunaan alat kontrasepsi Implant di Klinik Budi Mulia Medika Palembang tahun 2013.
4.      Untuk mengetahui hubungan antara pengetahun akseptor dengan penggunaan alat kontrasepsi Implant di Klinik Budi Mulia Medika Palembang tahun 2013.
5.      Untuk mengetahui hubungan antara pekerjaan akseptor dengan penggunaan alat kontrasepsi Implant di Klinik Budi Mulia Medika Palembang tahun 2013.
1.4         Manfaat Penelitian
1.4.1   Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah pengetahuan terhadap penerapan teori oleh mahasiswa Program Studi DIII Akademi Kebidanan Budi Mulia Palembang sebagai bahan untuk menambah kepustakaan.
1.4.2   Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan memberi masukan bagi Puskesmas dan petugas kesehatan untuk mengevaluasi masalah pemakaian kontrasepsi implant serta dapat bermanfaat untuk pembuatan dan perencanaan program KB, terutama dalam menggalakkan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP).
1.4.3   Bagi Penulis
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengalaman penulis tentang kontrasepsi pil serta dapat meningkatkan pemahaman tentang penelitian.

1.5         Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya pada variabel umur, pendidikan dan pengetahuan dengan pemakaian kontrasepsi implan di Klinik Budi Mulia Medika Palembang tahun 2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional menggunakan data primer dengan pendekatan potong lintang (cross sectional), berdasarkan populasi dan sampel yang diambil dari
Akseptor KB aktif di Klinik Budi Mulia Medika Palembang pada tahun 2013.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1         Konsep Dasar Kontrasepsi
2.1.1        Defenisi
Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan (Sarwono, 2009).
Kontrasepsi diartikan sebagai pencegahan kehamilan. Pencegahan ini dilakukan melalui/dengan cara ‘mengganggu’ atau ‘menghambat’ proses normal dari ovulasi (pelepasan sel telur dari indung telur wanita), fertilisasi (peleburan sel kelamin pria dan wanita), dan juga implantasi (penempelan hasil peleburan sel kelamin pria dan wanita di dalam rahim). (Ierlita, 2012)
2.1.2   Macam-macam Kontrasepsi
2.1.2.1  Metode Sederhana Tanpa Bantuan Alat
1.      Senggama terputus
Adalah suatu metode keluarga berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi).
Cara Kerja
Alat kelamin (penis) dkeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina sehingga tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat dicegah. (Saifuddin, 2006).

Efektifitas / Kegagalan
Adanya pengeluaran air mani sebelum ejakulasi yang dapat mengandung sperma, terlambatnya pengeluarnan penis dari vagina, pengeluaran selmen dekat pada vulva dapat menyebabkan kehamilan.
(Sarwono, 2009). 
Keuntungan :
a.       Tidak mengganggu produksi ASI
b.      Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya
c.       Tidak ada efek samping
d.      Dapat digunakan setiap waktu
e.       Tidak membutuhkan biaya
(Handayani, 2010).

2.      Pantangan Berkala
Adalah senggama dihindari pada masa subur yaitu dekat dengan pertengahan siklus haid atau terdapat tanda-tanda adanya kesuburannya.
Cara kerja :
a.        Mengurangi 18 hari dari siklus haid terpendek untuk menentukan awal dari masa suburnya.
b.       Mengurangi 11 hari siklus haid yang terpanjang untuk menentukan akhir dari masa suburnya (Saifuddin, 2006).

2.1.2.2  Metode dengan Bantuan Alat atau Obat
1.      Kondom
Kondom adalah suatu metode kontrasepsi yang pada dasarnya menghalang masuknya spermatozoa ke dalam truktus genetalia internal wanita.
Kondom adalah suatu kantong karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami yang dipasang pada penis atau vagina pada saat berhubungan seksual.  (Handayani, 2010).
Cara Kerja
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur, mencegah penularan Penyakit Menular Seksual (PMS). (Saifuddin, 2006).
Efektifitas
Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan seksual.
Keuntungan
a.       Mencegah kehamilan
b.      Tidak mengganggu kesehatan klien
c.       Memberi perlindungan terhadap PMS
d.      Murah dan dapat dibeli secara umum
e.       Tidak perlu pemeriksaan medis
f.       Tidak menggangu produksi ASI
g.      Membantu mencegah terjadinya kanker serviks
h.      Mencegah ejakulasi dini
Kerugian
a.       Angka kegagalan relatif tinggi
b.      Perlu menghentikan sementara aktifitas dan spontanitas hubungan seks.
c.       Perlu dipakai secara konsisten
d.      Harus selalu tersedia setiap kali hubungan seks
e.       Masalah pembuangan kondom bekas.
(Handayani, 2010).
2.   KB Hormonal
a.       Pil
Adalah merupakan pil kontrasepsi yang berisi hormon sintetis estrogen dan progesteron.
Cara Kerja
1.      Menekan ovulasi
2.      Mencegah inplantasi
3.      Mengembalikan lendir serviks
4.      Pergerakan tubuh terganggu sehingga transportasi ovum akan terganggu.
Keuntungan
1.      Tidak menggangu hubungan seksual
2.      Siklus haid menjadi teratur (mencegah anemia)
3.      Dapat digunakan sebagai metode jangka panjang
4.      Dapat digunakan pada masa remaja hingga menopause
5.      Mudah dihentikan setiap saat
6.      Kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil dihentikan
Efektifitas
Cukup tinggi, 1 kehamilan / 1000 perempuan dalam tahun pertama penggunaan.
b.      Suntik KB
Adalah merupakan kontrasepsi suntik yang berisi hormon sintetis estrogen dan progesteron.
Jenis-jenis Suntik KB
1.      35mg medroksiporgesteron asetat dan 5mg estradiol valerat
2.      50mg noretindron enantat dan 5mg estradiol valerat.
Cara Kerja
1.      Menekan ovulasi
2.      Menghambat transportasi gamet oleh tuba
3.      Mempertebal mukus serviks (mencegah penetrasi sperma)
4.      Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan proses implantasi.
Keuntungan
a.      Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
b.     Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
c.      Klien tidak perlu menyimpan obat
d.     Risiko terhadap kesehatan kecil
e.      Efek samping sangat kecil
f.      Jangka panjang
Kerugian
1.      Perubahan pola haid : tidak teratur, perdarahan bercak, perdarahan sela sampai 10 hari.
2.      Awal pemakaian mual, pusing, nyeri payudara dan keluhan ini akan menghilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
3.      Terlambatnya pemulihan kesuburan setelah berhenti.
Efektifitas
Sangat efektif (0,3 kelahiran per 1000 wanita setiap tahun pertama penggunaan).
(Handayani, 2010).
2.1.2.3  Implant
Adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung iwonorgestrel yang dibungkus dalam kapsul silastic-silicone dengan disusukkan di bawah kulit.
Cara Kerja :
1.      Mengentalkan lendir serviks
2.      Menghilangkah terjadinya ovulasi
3.      Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak cocok untuk implantasi zygote.

Kentungan :
1.      Perdarahan yang terjadi lebih ringan
2.      Tidak menaikkan tekanan darah
3.      Jangka panjang
4.      Bersifat reversibel
Kerugian :
1.      Gangguan pola haid
2.      Terjadi perubahan pada libido
3.      Perubahan pada berat badan
4.      Timbulnya acne.

Efektifitas :
Daya guna cukup tinggi, kegagalan antara 0,3 – 0,5 per seratus tahun wanita.
(Sarwono, 2009).
2.1.2.4  AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Adalah salah satu alat kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa yang diletakkan dalam kavum uteri sebagai usaha kontrasepsi, menghalangi fertilisasi dan menyulitkan sel telur untuk berimplantasi dalam uterus.
Jenis-Jenis IUD :
1.      Inert, terbuat dari plastik (lippers loop) atau baja anti karat (the chinesering)
2.      Mengandung tembaga, seperti Cu T380 A, Cu T 200 C, multiload (Cu ML 250 dan 375), Nova T.
3.      Mengandung hormon, steroid, seperti progestasert (hormon progesteron dan levonorgestrel).
Keuntungan :
1.      Dapat segera efektif setelah pemasangan
2.      Efektivitas tinggi, yaitu 0,6 – 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun pertama pemakaian (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan)
3.      Umumnya aman dan efektif
4.      Dapat digunakan hingga menopouse
5.      Dapat dipasang segera setelah partus / aborsi sehingga tidak ada infeksi.
Kerugian :
1.      Perdarahan / spotting
2.      Rasa nyeri pada perut, secret vagina lebih banyak
3.      Benang IUD dirasakan mengganggu hubungan seksual
4.      Disminore, keram atau kejang suprapubis.

Efektifitas :
Berkisar 0,6 – 0,8 kelahiran / 100 perempuan dalam 1 tahun pertama pemakaian (terdapat 1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan).
(Hidayah, 2009).

2.1.2.5  Metode Kontrasepsi Mantap
1.      Tubektomi
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertiltias (kesuburan) seorang perempuan.
Jenis Tubektomi :
1.      Minilaparotomi
2.      Laparaskopi
Keuntungan :
1.      Sangat efektif (0,5) kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan).
2.      Tidak mempengaruhi proses menyusui
3.      Tidak bergantung pada faktor senggama
Kerugian :
Berkurangnya risiko kanker ovarium.
(Saifuddin, 2006).
2.      Vasektomi
Adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas produksi pria dengan jalan melakukan okulasi vasa deferensial sehingga aluran transportasi sperma terhadap dan proses fertilisasi tidak terjadi.
Keuntungan:
1.      Efektif, memungkinkan gagal tidak ada karena dapat di check kepastian di laboratoriun,
2.      Aman, morbiditas rendah dan tidak ada mortalitas
3.      Cepat, hanya memerlukan 5 – 10 menit dan pasien tidak perlu dirawat.
4.      Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi lokal saja
5.      Tidak mengganggu hubungan seksual.
6.      Biaya rendah
Kerugian:
1.      Hanya dilakukan dengan tindakan operatif
2.      Kemungkinan ada komplikasi seperti perdarahan dan infeksi
3.      Tidak seperti sterilisasi wanita yang menghasilkan steril permanen
4.      Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin mempunyai anak lagi.
Kontra Indikasi :
1.      Infeksi kulit lokal
2.      Infeksi trantus genetalia
3.      Kelainan svenatum
4.      Penyakit sistematik : DM penyakit jantung koroner.
5.      Riwayat perkawinan, psikologis atau seksual yang tidak stabil.

2.1.3   Kontrasepsi Implan
 Kontrasepsi implan adalah alat kontrasepsi berbentuk kapsul silastik berisi hormon jenis progestin (progestin sintetik) yang dipasang dibawah kulit (BKKBN, 2009).
Kontrasepsi yang popular dengan nama “Susuk KB” ini berisi lovonorgestrel, terdiri dari 6 kapsul yang diinsersikan di bawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari lipat siku. Levonorgestrel adalah suatu progestin yang telah banyak dipakai dalam pil KB seperti ovral dan nordette. Setiap kapsul mengandung 38 mg lovonorgestrel. Setiap hari ke enam kapsul akan melepas 50 mikro gram levonorgestrel. Dan akan efektif sebagai kontrasepsi untuk 5 tahun (Gunawan, 1999). Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan oleh pemasangan yang tidak tepat, oleh karena itu, hanya petugas klinik yang terlatih (dokter, bidan, dan perawat) yang diperbolehkan memasang maupun mencabut implan. Untuk mengurangi masalah yang timbul setelah pemasangan, semua tahap proses pemasangan harus dilakukan secara hati-hati dan lembut, dengan menggunakan upaya pencegahan infeksi yang dianjurkan (Saifuddin, 2006).
2.1.4   Jenis Kontrasepsi Implan
1.      NORPLANT
a.       Berisi batang yang mengandung hormon levonorgestrel
b.      Tiap kapsul : panjangnya 3,4 cm, diameter 2,4 mm,berisi 36 mg levonorgestrel yang efektif mencegah kehamilan selama 5 tahun
2.      IMPLANON
a.       Berisi 1 batang putih lentur mengandung 63 mg 3-keto-desogestrel
b.      Efektif mencegah kehamilan selama 3 tahun

3.      INDOPLANT dan JADENA
a.       Berisi 2 batang, mengandung 75 mg levonorgestrel
b.      Efektif mencegah kehamilan selama 3 tahun 
(Saifuddin, 2006)
2.1.5   Cara Kerja Kontrasepsi
1.      Mekanisme Kerja Estrogen
Estrogen mempunyai khasiat kontrasepsi dengan jalan mempengaruhi ovulasi, perjalanan ovum atau implantasi.
Ovulasi dihambat melalui pengaruh estrogen terhadap hipotalamus dan selanjutnya menghambat FSH dan LH. Ovulasi tidak selalu dihambat oleh pil kombinasi yang mengandung estrogen 50 mikrogram atau kurang. Kalaupun daya guna preparat ini tinggi (95-98% menghambat ovulasi), hal itu adalah pengaruh progesteron disamping estrogen.
Implantasi telur yang sudah dibuahi dihambat oleh estrogen dosis tinggi (dietil stilbestrol) yang diberikan pada pertengahan siklus haid. Jarak waktu diantara konsepsi dan implantasi rata-rata 6 hari. Biopsi endometrium yang dilakukan sesudah pemberian estrogen dosis tinggi pasca-konsepsi menunjukan efek antiprogesteron yang dapat menghambat implantasi. Perjalanan ovum dipercepat dengan pemberian estrogen pasca konsepsi.


2.      Mekanisme Kerja Progesteron
Fungsi progesteron ialah menyiapkan endometrium untuk implantasi dan mempertahankan kehamilan.
Disamping itu, progesteron mempunyai pula khasiat kontrasepsi sebagai berikut :
a.       Lendir serviks mengalami perubahan menjadi lebih pekat, sehingga penetrasi dan transportasi sperma selanjutnya lebih sulit.
b.      Kapasitas sperma dihambat oleh progesteron. Kapasitasi diperlukan oleh sperma untuk membuahi sel telur dan menembus rintangan            di sekeliling ovum.
c.       Jika progesteron diberikan sebelum konsepsi, maka perjalanan ovum dalam tuba akan terhambat.
d.      Implantasi dihambat bila progesteron diberikan sebelum ovulasi. Walaupun ovulasi dapat terjadi, produksi progesteron dan korpus luteum akan berkurang sehingga implantasi dihambat.
e.       Penghambat ovulasi melalui fungsi hipotalamus-hipofisis-ovarium.
(Sarwono, 2009)
2.1.6   Keuntungan dan Kerugian KB Implan
2.1.6.1  Keuntungan Kontrasepsi Implan
a.       Daya guna tinggi
Kontrasepsi implan merupakan metode kontrasepsi berkesinambungan yang aman dan sangat efektif. Efektivitas penggunaan implant sangat mendekati efektivitas teoretis. Efektivitas 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan.
b.      Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
Kontrasepsi implan memberikan perlindungan jangka panjang. Masa kerja paling pendek yaitu satu tahun pada jenis implan tertentu (contoh : uniplant) dan masa kerja paling panjang pada jenis norplant.
c.       Pengembalian kesuburan yang cepat
Kadar levonorgestrel yang bersirkulasi menjadi terlalu rendah untuk dapat diukur dalam 48 jam setelah pengangkatan implan. Sebagian besar wanita memperoleh kembali siklus ovulatorik normalnya dalam bulan pertama setelah pengangkatan. Angka kehamilan pada tahun pertama setelah pengangkatan sama dengan angka kehamilan pada wanita yang tidak menggunakan metode kontrasepsi dan berusaha untuk hamil. Tidak ada efek pada jangka panjang kesuburan di masa depan.Kembalinya kesuburan setelah pengangkatan implan terjadi tanpa penundaan dan kehamilan berada dalam batas-batas normal. Implan memungkinkan penentuan waktu kehamilan yang tepat karena kembalinya ovulasi setelah pengangkatan implan demikian cepat.
d.      Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
Implan diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.



e.       Bebas dari pengaruh estrogen
Tidak mengandung hormon estrogen. Kontrasepsi implan mengandung hormon progestin dosis rendah. Wanita dengan kontraindikasi hormon estrogen, sangat tepat dalam penggunaan kontrasepsi implan.
f.                Tidak mengganggu kegiatan sanggama
Kontrasepsi implan tidak mengganggu kegiatan sanggama, karena diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.
g.      Tidak mengganggu ASI
Implan merupakan metode yang paling baik untuk wanita menyusui. Tidak ada efek terhadap kualitas dan kuantitas air susu ibu, dan bayi tumbuh secara normal. Jika ibu yang baru menyusui tidak sempat nantinya (dalam tiga bulan), implan dapat diisersikan segera Postpartum.
h.      Klien hanya kembali ke klinik bila ada keluhan
i.                 Dapat dicabut setiap saat
j.                 Mengurangi jumlah darah haid
Terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang hilang.
k.      Mengurangi / memperbaiki anemia
Meskipun terjadi peningkatan dalam jumlah spotting dan hari perdarahan di atas pola haid pra-pemasangan, konsentrasi hemoglobin para pengguna implan meningkat karena terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang hilang.


2.1.6.2  Kerugian Kontrasepsi Implan
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatkan jumlah darah haid, serta amenorea.
Sejumlah perubahan pola haid akan terjadi pada tahun pertama penggunaan, kira-kira 80% pengguna. Perubahan tersebut meliputi perubahan pada interval antar perdarahan, durasi dan volume aliran darah, serta spotting (bercak-bercak perdarahan). Oligomenore dan amenore juga terjadi, tetapi tidak sering, kurang dari 10% setelah tahun pertama. Perdarahan yang tidak teratur dan memanjang biasanya terjadi pada tahun pertama. Walaupun terjadi jauh lebih jarang setelah tahun kedua, masalah perdarahan dapat terjadi pada waktu kapan pun. Timbulnya keluhan-keluhan, seperti :
a.       Nyeri kepala
b.      Peningkatan berat badan
c.       Jerawat
d.      Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness)
e.       Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.
f.       Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS.
g.      Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi.
h.      Efektivitas menurun bila menggunakan obat-obat tuberculosis (rifampisin) atau obat epilepsy (fenitoin dan barbiturat).
i.        Insiden kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi.
(Elisia, 2012)
2.2         Faktor-Faktor yang diteliti
2.2.1   Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan hal ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoadmodjo, 2012).
Tingkat pengetahuan menurut Notoadmodjo (2012) ada enam tingkat pengetahuan yaitu:
1)      Tahu (know) artinya dapat mengingat kembali suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, yang termasuk dalam tingkat pengetahuan ini adalah mengingat kembali hal-hal yang spesifik dari seluruh materi yang telah dipelajari sebelumnya.
2)      Memahami (comprehension) artinya kemampuan untuk menjelaskan tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar  dan dapat memberikan contoh dan menyimpulkan.
3)      Aplikasi (aplication) diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-humum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.
4)      Analisis (analysis) artinya suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponen, tetapi masih ada kaitannya sati sama yang lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti mengambarkan, membedakan dan lain sebagainya.
5)      Sintesis (sinthesis) diartikan menunjukkan suatu kemampuan dalam meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6)    Evaluasi (evaluation) ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan riteria-kriteria yang telah ada.
Pengetahuan tentang KB Implant merupakan salah satu aspek penting kearah pemahaman tentang alat kontrasepsi tersebut. Seseorang akan memilih KB Implant jika ia banyak memahami dan mengetahui tentang KB Implant.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurjanah (2012), di Puskesmas Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Dari jumlah populasi sebanyak 282 orang, yang diambil sampel sebanyak 74 akseptor KB didapat tingkat pengetahuan ibu dalam kategori baik yaitu 56 responden (75,5%) dan dalam kategori kurang baik yaitu 58 responden (78,4%), serta ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan penggunaan kontrasepsi Implant dengan P. Value 0,000 < a : 0,05.

2.2.2   Pekerjaan
Persentase pemakaian alat kontrasepsi berdasarkan pekerjaan menurut SDKI 2006, pada wanita bekerja sebesar 55,4% dan yang tidak bekerja sebesar 53,6%. Wanita yang bekerja memiliki nilai waktu yang mahal sehingga kesempatan untuk mengurus anak lebih sedikit disbanding wanita yang tidak bekerja, dan wanita yang bekerja akan cenderung membatasi jumlah anak.
Pekerjaan ialah sekumpulan kedudukan (posisi) yang memiliki persamaan kewajiban atau tugas-tugas pokoknya. Dalam kegiatan analisis jabatan, satu pekerjaan dapat diduduki oleh satu orang, atau beberapa orang yang tersebar di berbagai tempat. (Admin, 2012)
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Ulfah Febriani (2011), di Desa Pejagoan Kecamatan Pejagoan Kabupaten Kebumen, dengan jumlah sampel sebanyak 41 akseptor KB, didapat sebagian besar pekerjaan responden ibu rumah tangga sejumlah 14 orang (34,1%), dan ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dan pemilihan kontrasepsi implant dengan nilai p value : 0,035 <  a : 0,05.



Admin, 2012. Definisi Pekerjaan Profesi Jabatan dan karir. http://ilmukritis.wordpress.com/2012/02/28/definisi-pekerjaan-profesi-jabatan-dan-karir/ (diakses tanggal 22 Maret 2012)

Elisia, Ida. 2012. Ibu dan Balita http://www.ibudanbalita.com/ diskusi/pertanyaan/78043/Keuntungan-dan-Kerugian-Kontrasepsi-Implan.(diakses tanggal 22 Maret 2012)


Share:

Popular Posts

Jumlah Pengunjung

Cari judul yang anda butuhkan disni

Blog Archive

© Al Anshor 2017 All Reserved. Powered by Blogger.

Labels

Blog Archive