BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Menurut World Health Organization
(WHO) program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia selama lima tahun terakhir dinilai kurang berhasil,
saat ini jumlah penduduk Indonesia
menempati posisi keempat dunia setelah Tiongkok ,
India , dan
Amerika Serikat. Penurunan minat ber-KB mengakibatkan peningkatan pertumbuhan
penduduk. Pada tahun 1990, penduduk Indonesia mencapai 179,4 juta jiwa,
meningkat pada tahun 2000 menjadi 206,3 juta jiwa. Pada tahun 2020, jumlah
pendudukan diperkirakan mencapai 261 juta jiwa, dan tahun 2025 menjadi 273,2
juta jiwa (BKKBN, 2009).
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 adalah sebuah survei
bersifat nasional mencakup 40.701 rumah tangga, 32.895 wanita pernah kawin usia
15 – 49 dan 8.758 pria berstatus menikah berusia 15 – 54. Survei ini mengumpulkan informasi mengenai latar
belakang sosial responden, tren angka fertilitas, pola dan status perkawinan;
pengetahuan dan penggunaan metode kontrasepsi; keinginan punya anak, kematian
bayi, anak dan ibu; kesehatan ibu, pengetahuan HIB dan AIDS dan penyakit
seksual lainnya (BKKBN, 2007).
Sebagai salah satu negara
berkembang, Indonesia juga tidak luput dari masalah kependudukan. Secara garis
besar masalah-masalah pokok dibidang kependudukan yang dihadapi Indonesia
adalah jumlah penduduk yang besar dengan laju pertumbuhan penduduk yang relatif
masih tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata, tingkat umur muda dan
kualitas penduduk yang masih harus ditingkatkan (Sarwono, 2007).
Pendidikan yang disertai
dengan pengetahuan yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan
dalam mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap
demokrasi dan penuh tanggung jawab, tenggang rasa serta dapat mengembangkan
kecerdasan yang tinggi disertai budi pekerti yang luhur. Dengan demikian
pendidikan merupakan salah satu penyebab keberhasilan keluarga berencana
(Tirtarahardja, 2005).
Di Sumatera Selatan berdasarkan data yang diambil dari Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Naisonal (BKKBN) pada tahun 2009, jumlah Pasangan Usia Subur
(PUS) sebanyak 1,484 – 036 orang, peserta KB suntik sebanyak 191.509 orang, pil
KB sebanyak 147.781 orang, implant sebanyak 38,515 orang, kondom sebanyak
40.854 orang, IUD sebanyak 3.384 orang, KB MOW sebanyak 1.479 orang dan KB MOP
sebanyak 775 orang (BKKBN, 2009).
Disini penulis mengambil tempat penelitian di SMA Negeri 6 Palembang
dikarenakan keingintahuan peneliti mengenai tingkat pengetahuan remaja tentang
alat kontrasepsi. Oleh karena itulah peneliti tertarik untuk mengambil
penelitian di SMA Negeri 6 Palembang.
Berdasarkan data di atas dapat
diketahui besarnya minat remaja ingin mengetahui macam-macam alat kontrasepsi
dan ingin memahami tentang organ kesehatan reproduksi dan berbagai
aspek-aspeknya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul ”Tingkat Pengetahuan Remaja Mengenai Alat Kontrasepsi di SMA
Negeri 6 Palembang
Tahun 2011”
1.2
Rumusan
Masalah
Bagaimana tingkat pengetahuan remaja mengenai alat
kontrasepsi di SMA Negeri 6 Palembang tahun 2011?
1.3
Tujuan
Penelitian
1.3.1
Tujuan umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja mengenai
alat kontrasepsi di SMA Negeri 6 Palembang tahun 2011.
1.3.2
Tujuan
khusus
1.
Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja di SMA Negeri 6
Palembang mengenai pengetahuan kontrasepsi.
2.
Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja di SMA Negeri 6
Palembang mengenai metode sederhana kontrasepsi tanpa bantuan alat.
3.
Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja di SMA Negeri 6
Palembang mengenai manfaat kontrasepsi.
4.
Diketahuinya pengetahuan remaja di SMA Negeri 6
Palembang mengenai kontrasepsi dengan bantuan alat atau obat.
5.
Diketahinya tingkat pengetahuan remaja di SMA Negeri 6
Palembang mengenai perbedaan antara vasektomi dan tubektomi.
1.4
Manfaat
Penelitian
1.4.1
Manfaat Bagi
SMA Negeri 6 Palembang
Dari hasil penelitian ini diharapkan
menjadi masukan bagi siswa SMA Negeri 6 Palembang mengenai tingkat pengetahuan mengenai
alat kontrasepsi.
1.4.2
Manfaat Bagi Instansi Kesehatan
Merupakan
bahan masukan dan evaluasi bagi instansi kesehatan mengenai tingkat pengetahuan
remaja tentang alat kontrasepsi serta menjadi referensi dan sumber bacaan bagi
instansi kesehatan.
1.4.3
Manfaat Bagi
Pendidikan
Merupakan bahan referensi bagi mahasiswa Akademi Kebidanan Budi Mulia
Palembang mengenai tingkat pengetahuan terhadap alat kontrasepsi di SMA Negeri 6
Palembang tahun 2011.
1.4.4
Manfaat Bagi
Peneliti
Adapun manfaat dari hasil
penelitian ini diharapkan dapat :
1.
Menjadi proses pembelajaran bagi
penulis, sebagai aplikasi ilmu pengetahuan yang pernah diterima selama dalam
masa perkuliahan dan sebagai syarat ujian akhir dalam program pendidikan D III
Kebidanan.
2.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang tingkat pengetahuan remaja
mengenai alat kontrasepsi dan pemahaman dalam metodelogi penelitian serta
mengaplikasikan teori yang didapat waktu kuliah.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada tingkat
pengetahuan remaja mengenai alat kontrasepsi. Adapun variabel yang diteliti
yaitu tingkat pengetahuan remaja mengenai alat kontrasepsi. Penelitian ini dilaksanakan di SMA
Negeri 6 Palembang pada bulan Juni tahun 2011 dengan menggunakan data primer.