BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Anemia pada
kehamilan adalah kondisi dimana ibu hamil yang mempunyai kadar Hb < 11,00
gr% pada trimester I dan II dan III atau kadar Hb < 10,50 gr% pada trimester
II,karena ada perbedaan hemodulusi terutama terjadi pada trimester II (Pujiningsih,
2010).
WHO (World Health Organization),
memperkirakan bahwa 35-75% ibu hamil di negara berkembang dan 18% ibu di negara
maju mengalami anemia. Namun banyak di antara mereka yang telah menderita
anemia sebelum konsepsi, dengan perkiraan sebesar 43% pada perempuan yang tidak
hamil di negara berkembang dan 12% di negara yang lebih maju (Sarwono, 2008).
Menurut WHO
kejadian ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi zat besi sekitar 35-37%, serta
semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan usia kehmilan. Anemia defiensi zat
besi lebih cenderung berlangsung di negara sedang berkembang dari pada Negara maju. 36% atau 1400 juta orang dari perkiraan
populasi 3800 juta orang di negara yang sedang berkembang menderita anemia
jenis ini, sedangkan di negara maju hanya sekitar 8% atau 100 juta orang
perkiraan populasi 1200 juta orang. Di Indonesia angka anemia pada kehamilan
masih tinggi yaitu sekitar 40,1% (Amiruddin, 2007).
Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia setiap tahunnya mencapai 10.260 per 855 orang
setiap bulan, saat ini angka kematian ibu tercatat sebesar 228 per 100.000
kelahiran hidup, padahal pemerintah menargetkan pada tahun 2015 AKI akan turun
menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup (BKKBN, 2010).
Menurut Depkes
2008, angka kejadian anemia di Indonesia
semakin tinggi dikarenakan penanganan anemia dilakukan ketika ibu hamil, bukan
dimulai sebelum kehamilan. Berdasarkan profil kesehatan tahun 2010 didapatkan
data bahwa cakupan pelayanan K1 sekitar 91,87% dan pelayanan K4 meningkat dari
80,26% tahun 2007, menjadi 86,04% pada tahun 2008, namun cakupan tablet Fe pada
ibu hamil menurun dari 66,03% tahun 2007 menjadi 48,14% tahun 2008 (Depkes,
2008).
Menurut SDKI (Survey Demogravi Kesehatan Indonesia)
tingginya AKI di Indonesia yaitu 390 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun
2005, faktor penyebab langsung kematian ibu adalah pendarahan 40-60%, pre-eklamsi 20-30%, infeksi
20-30%. Pendarahan merupakan faktor terbesar penyebab tingginya AKI. Sedangkan
penyebab langsung yang mendasar adalah faktor lingkungan, perilaku, genetika
dan pelayanan kesehatan sendiri, salah satunya adalah 53% ibu hamil yang
menderita anemi, 4 telalau yaitu (hamil atau bersalin terlalu mudah dan tuanya
umur, terlalu banyak anaknya, telalu dekat jarak kehamilan atau persalinan) dan
kejadian KEK pada ibu hamil lingkar/lengan atas <23,5 cm sekitar 30%.
Faktor penyebab terjadinya anemia pada ibu hamil
secara tidak langsung adalah
umur ibu, status ekonomi, perkerjaan, pendidikan, paritas, umur kehamilan, jarak
kelahiran, status gizi (Priyanto, 2010).
Akibat
terjadinya anemia yaitu adanya faktor umur ibu yang dimana umur reproduksi yang
sehat dan aman adalah 20-35 tahun. Kehamilan di usia < 20 tahun dan > 35
tahun dapat menyebabkan terjadinya anemia karena pada umur < 20 tahun secara
biologis emosi cederung labil sehingga kurangnya perhatian dalam memperoleh
zat-zat gizi selama hamil sedangkan pada umur > 35 tahun adanya penurunan
daya tahan tubuh dan sehinga penyakit menimpa di usia ini (Amiruddin, 2007).
Faktor
status gizi yaitu dimana kekurangan zat besi dapat menimbulkan ganguan hambatan
pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Batas ambang LILA
dengan resiko KEK adalah <23,5 cm berarti ibu hamil dengan resiko KEK
kematian gizi kurang, anemia dan ganguan pertumbuhan anak (Saraswati,
2008).
Paritas yang
dimana seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai rekomendasi anemia pada
kehamilan berikutnya, apabila tidak memperhatikan
kebutuhan nutrisi (Asrul,2008).
Anemia
mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam masa konsepsi, kehamilan, persalinan,
nifas dan janin yang dikandung, adapun pengaruh anemia pada hasil konsepsi yaitu kematian pada perinatal,
prematuritas, terjadinya cacat bawaan, cadangan besi kurang (Sarwono,2005).
Bahaya pada
kehamilan terjadi abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang
janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, mola hidatinosa, hiperemesis
gravidarum, pendarahan antepartum, ketuban pecah dini. Pada persalinan yaitu
ganguan his, kala satu berlangsung lama dan terjadi
partus terlantar, retensio plasenta, pendarahan postpartum, atonia uteri. Pada
kala nifas terjadi subinvolusi uteri yang bisa menimbulkan pendarahan, infeksi
puerperium, pengeluaran ASI berkurang, terjadi dekompensasi kordik mendadak
setelah persalinan, anemia pada kala nifas dan mudah terjadi infeksi mamae. Bahaya
pada janin yaitu abortus, kematian intra uteri, persalinan prematuritas tinggi,
BBLR, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah terkena infeksi
sampai kematian prenatal (Manuaba, 2010).
Menurut Profil
Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2010, angka kematian ibu (AKI) adalah
262 per 1.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) tahun 2009 adalah
0,8(79 kematian bayi). Sedangkan pada
tahun 2008 adalah 3,4 (kematian bayi) (Dinkes Sumsel, 2010)
Menurut Dinkes Kota Palembang angka kematian
ibu pada tahun 2008 sebesar 53 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2009
mencapai 20 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes, 2010).
Menurut Dinkes
Kota Palembang tahun 2009 anemia pada ibu hamil berjumlah 232 orang, sedangkan
pada tahun 2010 jumlah ibu dengan anemia mencapai 491 orang (Dinkes, 2010).
Berdasarkan data
yang di ambil di Puskesmas Basuki Rahmat Tahun 2007 jumlah ibu dengan anemia
adalah 15 orang dari 1054 ibu hamil atau 1,42%, sedangkan pada tahun 2008
jumlah ibu hamil dengan anemia mencapai 30 orang dari 1054 ibu hamil atau
2,85%, dan pada tahun 2009 jumlah ibu dengan anemia mencapai 62 orang dari 978
ibu hamil (6,33%).
Dari data yang
di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitain yang berjudul “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil K1 di Puskesmas Basuki Rahmat Palembang Tahun
2010”.
1.2
Rumusan Masalah
Masih
meningkatnya angka kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Basuki Rahmat
Palembang, dari 1,42% pada tahun 2007 menjadi 2,85% tahun 2008 dan menjadi
6,33% pada tahun 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil K1
di Puskesmas Basuki Rahmat Palembang
Tahun 2010.
1.3
Tujuan
Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada
ibu hamil K1 di Puskesmas Basuki Rahmat Palembang
Tahun 2010.
1.3.2
Tujuan Khusus
1.
Diketahuinya distribusi
frekuensi kejadian anemia pada ibu hamil di Poli KIA di Puskesmas Basuki Rahmat
Palembang Tahun
2010.
2.
Diketahuinya distribusi
frekuensi umur pada ibu hamil di Poli KIA Puskesmas basuki rahmat Tahun 2010.
3.
Diketahuinya distribusi
frekuensi status gizi pada ibu hamil di
Poli KIA Puskesmas Palembang
Tahun 2010.
4.
Diketahuinya distribusi
frekuensi paritas pada ibu hamil di Poli
KIA Puskesmas Basuki Rahmat Palembang Tahun 2010.
5.
Diketahuinya hubungan umur ibu
dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Poli KIA di Puskesmas Basuki Rahmat Palembang Tahun 2010.
6.
Diketahuinya hubungan status
gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Poli KIA Puskesmas Basuki Rahmat Palembang Tahun 2010
7.
Diketahui hubunagan paritas dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di Poli KIA Puskesmas Basuki Rahmat Palembang
Tahun 2010.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Bagi Mahasiswa
Dengan dibuatnya Karya Tulis Ilmiah ini, maka mahasiswa lebih mengetahui
tentang materi yang diteliti dan diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa kelak
saat terjun di lapangan serta mahasiswa dapat melaksanakan penelitian sebagai
salah satu syarat menyelesaikan pendidikan.
1.4.2
Bagi Institusi Pendidikan
Hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan tolak ukur terhadap keberhasilan
mahasiswa dalam proses perkuliahan. Sehingga dapat dijadikan modal dasar dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta keterampilan dalam praktek
untuk menjadi tenaga kesehatan yang bermutu, serta dalam profesinya. Selain
itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam memberikan informasi
dan pengetahuan tentang anemia dalam kehamilan.
1.4.3
Bagi Institusi Puskesmas
Basuki Rahmat Palembang
Hasil
penelitian dapat dijadikan masukan dalam melaksanakan program kerja puskesmas
terutama dalam mencegah dan menurunkan angka kejadian anemia pada ibu hamil dan
dapat meningkatkan pemeriksaaan ANC pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas
sehingga memperoleh hasil yang memuaskan.
1.5
Ruang Lingkup
Ruang
lingkup penelitian Asuhan Kebidanan IV ini dibatasi pada faktor, umur ibu hamil,
status gizi dan paritas pada ibu hamil yang berhubungan dengan kejadian anemia
pada ibu hamil di Poli KIA Puskesmas Basuki Rahmat Palembang tahun 2010.