BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kanker merupakan masalah kesehatan utama bagi
masyarakat di seluruh dunia, salah satunya adalah kanker serviks. Menurut data
dari organisasi kesehatan dunia world
health Organization (WHO), kanker serviks merupakan penyebab kematian nomor
dua di dunia pada kaum Hawa dari seluruh penyakit kanker yang ada. Setiap dua
menit seorang wanita meninggal dunia karena penyakit ini. (Wijaya, 2010).
Menurut penelitian di Australia dilaporkan setidaknya ada
85 penderita kanker serviks dan 40 pasiennya meninggal dunia. Sebab kanker ini
ditularkan melalui human pappiloma virus
(HPV). HPV ini menyerang mulai adanya kematangan seksual, mulai anak umur 9
tahun hingga lansia umur 70 tahun. Dengan
demikian bila ada kontak seksual, sangat mungkin selama hidup seorang wanita
masih berada dalam ancaman HPV. (Bertiani, 2009).
Di Indonesia kanker leher rahim menduduki urutan
pertama berdasarkan frekuensi kejadian. Data laboratorium patologi anatomik
indonesia menunjukkan frekuensi kanker serviks sebesar 34% kasus dari seluruh
kanker pada wanita dan sekitar 48 juta wanita Indonesia dalam resiko mendapat
kanker leher rahim (Nurcahyo, 2010).
Menurut
Data Yayasan Kanker Indonesia (YKI), penyakit ini telah merenggut lebih dari lebih
dari 250.000 perempuan di dunia dan terdapat lebih 15.000 kasus kanker serviks
baru. Yang kurang lebih merenggut 8.000 kematian di Indonesia setiap tahunnya. Kanker
serviks disebabkan oleh virus yang dikenal dengan Human Papilloma Virus (HPV), virus ini memiliki lebih dari 100 tipe
HPV dimana sebagian besar tidak berbahaya, tidak menimbulkan gejala yang
terlihat dan akan hilang dengan sendirinya. Namun, infeksi menetap yang
disebabkan HPV dengan jenis risiko tinggi dapat mengarah pada kanker serviks.
(Diananda, 2008).
Insiden kanker serviks menurut perkiraan DEPKES, 100
per 100.000 penduduk pertahuan, sedangkan dari data laboratorium patologi
anatomi seluruh Indonesia, frekuensi kanker paling tinggi diantara kanker yang
ada di Indonesia. Bila dilihat penyebarannya terlihat bahwa 92,% terakumulasi
di Jawa dan Bali . (Suryati, 2009).
Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada
serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu
masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama
(vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur, tercapai
bukti statistik menunjukkan bahwa kanker leher rahim dapat juga menyerang
wanita berumur antara 20 sampai 30 tahun (Wijayanti, 2009).
Menurut
para ahli kanker, kanker leher rahim adalah salah satu jenis kanker yang paling
dapat dicegah dan paling dapat ditimbulkan dari semua kasus kanker. Tetapi,
di wilayah Australia
barat saja, tercatat sebanyak 85 orang wanita di diagnosa positif terhadap
kanker leher rahim setiap tahun (Wijayanti, 2009).
Penyebab penyakit kanker leher rahim antara lain
adanya perubahan gen, terkena mikroba, radiasi, atau pencemaran oleh bahan
kimia. Yang termasuk mikroba misalnya virus HPV, terutama nomor 16 dan 18.
Sementara persentase akibat radiasi nilainya rendah sekali. Penyebab serius
lainnya adalah sperma pria. Pasalnya, bagian kepala sperma mengandung protein
dasar. Apabila menyatu dengan leher rahim, protein dasar ini dapat
mengakibatkan gangguan pertumbuhan sel di serviks (Diananda, 2008).
Dari Data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
tahun 2008, jumlah kasus baru dengan kejadian kanker serviks sebanyak 533 kasus
(Dinkes Provinsi Sumsel, 2008).
Kanker leher rahim cenderung terjadi pada wanita
dengan usia 35 – 50 tahun (> 35 tahun) dan paritas tinggi, namun bisa juga
terjadi pada wanita usia muda (< 35 tahun), serta wanita yang menikah pada
usia yang beresiko tinggi (> 20 tahun). Hal ini dibuktikan oleh Joeharno
dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa kejadian kanker leher rahim pada umur yang beresiko tinggi (> 35
tahun) terdapat kanker leher rahim lebih banyak dari kejadian kanker leher
rahim pada umur yang beresiko rendah (< 35 tahun) yaitu sebanyak 63
(53,4%) dari 136 responden, kemudian paritas yang beresiko tinggi (> 3 anak)
terhadap kanker leher rahim lebih banyak menderita kanker leher rahim daripada
paritas yang beresiko rendah (< 3 anak) yaitu sebanyak (70,7%) dari
136 responden. Selain itu didapat pula wanita yang menikah pada usia yang
beresiko tinggi (> 20 tahun), daripada wanita yang menikah pada usia yang
beresiko rendah yaitu sebanyak 24 (70,0%) dari 136 responden.
Dari data Medical Record Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
Mohammad Hoesin Palembang, didapatkan jumlah ibu yang menderita kanker serviks
untuk 3 tahun terakhir. Tahun 2007
sebanyak 306 orang penderita kanker serviks, kemudian pada tahun 2008 mengalami
peningkatan sebanyak 563 orang penderita kanker serviks dan terakhir pada tahun
2009 mengalami penurunan menjadi 185 orang penderita kanker serviks.
Berdasarkan
data di atas tentang kanker serviks, maka penulis tertarik melakukan penelitian
mengenai “Hubungan antara Paritas dan
Umur Ibu dengan Kejadian Kanker Serviks
di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2010”.
1.2
Rumusan
Masalah
Apakah ada hubungan antara paritas dan umur ibu dengan
kejadian kanker serviks di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Tahun 2010?
1.3
Tujuan
Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan antara umur dan paritas dengan
kejadian kanker serviks di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Tahun 2010.
Tujuan Khusus
1.
Diketahuinya hubungan paritas dengan kejadian kanker
serviks di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2010.
2.
Diketahuinya hubungan umur ibu dengan kejadian kanker
serviks di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2010.
1.4
Manfaat
Penelitian
1.4.1
Bagi Peneliti
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah
pengetahuan dan untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat di perkuliahan.
1.4.2
Bagi Petugas
Kesehatan
Sebagai informasi dan evaluasi bagi petugas kesehatan
dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya di Rumah Sakit Umum
Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang .
1.4.3
Bagi
Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi
bagi mahasiswi dan dapat menambah bahan kepustakaan yang berguna bagi
mahasiswi.
1.5
Ruang
Lingkup
Ruang lingkup penelitian
ini dibatasi hanya pada variabel paritas dan umur ibu dengan kejadian kanker
serviks di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang pada tahun
2010.