Ilmu Asuhan Kebidanan dan Keperawatan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT PUSRI PALEMBANG TAHUN 2010


BAB  I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin yang kurang dari 500 gram, sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sebenarnya abortus merupakan gejala dari berakhirnya suatu kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Akan tetapi sekarang masyarakat lebih mengenal dengan sebutan “keguguran” karena dengan sebutan tersebut mereka dapat lebih cepat untuk mengambil tindakan penanggulangannya. Misalnya yaitu dengan membawa ke rumah sakit, karena jika terlambat akan dapat menimbulkan suatu bencana atau kematian. (Nugroho, 2010).

Menurut Badan Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO), di seluruh dunia setiap tahun diperkirakan sekitar 40 – 60 juta ibu yang tidak menginginkan kehamilannya dan melakukan aborsi. Setiap tahun, sekitar 500.000 ibu mengalami kematian yang disebabkan oleh kehamilan dan persalinan. Sekitar 30 – 50% diantaranya meninggal akibat komplikasi abortus yang tidak aman. Dan yang lebih memprihatinkannya lagi sekitar 90% dari jumlah kematian tersebut dapat terjadi di negara berkembang, termasuk juga di Indonesia. Dimana jumlah serta fasilitas pelayanan kesehatan / tenaga profesionalnya masih relatif kecil. (Kodim, 2007).
Sejak lama diketahui bahwa abortus spontan hanyalah sebagian kecil dari seluruh kejadian abortus. Bagian terbesar adalah abortus provokatus yaitu tanpa adanya alasan medis yang sah dan dilarang oleh hukum dan juga dilakukan dengan sengaja akibat kehamilan yang tidak diinginkan. Selain itu, kehamilan yang tidak diinginkan dalam jumlah yang besar juga terjadi pada kelompok remaja. Para remaja yang dihadapkan pada realitas pergaulan bebas masyarakat moderen ini, karena tidak dibekali oleh sedikitpun dengan pengetahuan tentang fisiologi reproduksi dan perilaku seksual yang benar. Berdasarkan data WHO diketahui bahwa diseluruh dunia, setiap tahunnya diperkirakan ada sekitar 15 juta remaja yang mengalami kehamilan. Sekitar 60% diantaranya tidak ingin melanjutkan kehamilan tersebut dan berupaya untuk mengakhirinya (Kodim, 2007).
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, pada angka kematian ibu 228 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2008, ada 4.692 ibu meninggal pada masa kehamilan, persalinan dan nifas penyebab langsung kematian ibu terkait kehamilan dan persalinan serta nifas. Penyebab langsung kematian ibu terkait kehamilan dan juga persalinan terutama adalah perdarahan (28%). Sebab lain yaitu eklampsi (24%), infeksi (11%), partus lama (5%) dan abortus (5 %) (Chandra, 2010).
AKI di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2008 yaitu 467 orang per 100.000 pada setiap kelahiran hidup dan dari data nasional terdapat 307 orang per 100.000 kelahiran diantaranya disebabkan oleh umur ibu pada saat melahirkan terlalu muda dan terlalu tua serta banyaknya jumlah anak yang telah dilahirkan dari kematian tersebut di kota Palembang. Dari angka             AKI yang disebabkan oleh abortus ternyata lebih banyak terjadi di perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan pada 10 kota besar serta 6 kabupaten yang ditemukan                bahwa kejadian abortus lebih tinggi di perkotaan dibandingkan di pedesaan (Profil Kesehatan, 2009).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Rekam Medik Rumah Sakit PUSRI Palembang tahun 2010 jumlah seluruh ibu hamil yang kurang dari 22 minggu yang pernah di rawat di Ruang Inap Kebidanan Rumah Sakit Pusri Palembang sebanyak 156 responden, sedangkan yang didiagnosa dengan kejadian abortus adalah sebanyak 80 orang pasien.
Dari data di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Abortus di Rumah Sakit PUSRI Palembang Tahun 2010”

1.2  Rumusan Masalah
Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian abortus di Rumah Sakit PUSRI Palembang Tahun 2010 ?

1.3  Tujuan Penelitian
1.3.1        Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan umur ibu, paritas, pendidikan dengan kejadian abortus di Rumah Sakit PUSRI Palembang pada tahun 2010.
1.3.2        Tujuan Khusus
1.        Diketahui hubungan antara umur ibu dengan kejadian abortus di Rumah Sakit PUSRI Palembang tahun 2010.
2.        Diketahui hubungan antara paritas dengan kejadian abortus di Rumah Sakit PUSRI Palembang tahun 2010.
3.        Diketahui hubungan antara pendidikan dengan kejadian abortus di Rumah Sakit PUSRI Palembang tahun 2010.

1.4      Manfaat Penelitian
1.4.1        Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan penelitian tentang kejadian abortus dan penerapan metodelogi penelitian dalam menganalisis faktor-faktor antara umur, paritas, pendidikan ibu.
1.4.2        Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah kepustakaan tentang abortus sehingga meningkatkan mutu pendidikan dan pengetahuan mahasiswi Akademi Kebidanan Budi Mulia Palembang tentang kejadian abortus.
1.4.3        Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat menjadi masukan bagi pihak Rumah Sakit PUSRI Palembang agar lebih meningkatkan lagi pelayanan mengenai kejadian abortus.

1.5      Ruang Lingkup
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit PUSRI Palembang tahun 2010 yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian abortus. Adapun variabel yang diteliti yaitu : umur, paritas, pendidikan ibu hamil dengan kejadian abortus. 
Share:

Popular Posts

Jumlah Pengunjung

Cari judul yang anda butuhkan disni

Blog Archive

© Al Anshor 2017 All Reserved. Powered by Blogger.

Labels

Blog Archive