BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization) keluarga berencana adalah
tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan
objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran
yang kurang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan pengontrol
waktu saat melahirkan. (Suparyanto, 2010).
Saat ini
Tingkat Fertilitas di Indonesia (TFR) adalah 2,6 anak per wanita. Tingkat TFR
pada tiap Propinsi tidak merata, berkisar dari 1,9 di Yogyakarta sampai 4,1 di
Nusa Tenggara Timur, TFR pada masyarakat di perkotaan hanya 2,3 tetapi di
masyarakat pedesaan mencapai 2,9. Namun demikian pasangan usia subur yang
menggunakan metode kontrasepsi terus meningkat mencapai 61,4 pola pemakaian
kontrasepsi terbesar yaitu suntik sebesar 31,6 persen, pil sebesar 13,2 persen,
IUD sebesar 4,8 persen, implant 2,8 persen, kondom sebesar 1,3 persen. Kontap
wanita Medis Operasi Wanita (MOW) sebesar 3,1 persen dan kontrasepsi pria Medis
Operasi Pira (MOP) sebesar 0,2 persen. Pantang berkala 1,5 persen, senggama
terputus 2,2 persen dan metode lainnya 0,4 persen. (Syarief, 2009).
Penduduk Indonesia berjumlah sekitar 224,9
juta dan merupakan keempat terbanyak di Dunia (BKKBN, 2007).
Hasil Survey Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) menyebutkan, saat ini sebanyak 39 persen wanita Indonesia usia
produktif yang tidak menggunakan kontrasepsi sebesar 40 persen di pedesaan dan
37 persen di perkotaan yang memakai pil hanya 13,2 persen, memakai IUD (Intra Uterine Device) atau spiral 4,8
persen, implant 2,8 persen, dan komdon 1,3 persen, sisanya vasektomi dan
tubektomi (Darwoto, 2009).
Berdasarkan dari data BKKBN Propinsi
Jawa Tengah pada pembinaan PUS dan keikutsertaan ber-KB, cakupan akseptor aktif
KB paling banyak ada 83,46% di Kabupaten Semarang .
Sedangkan hasil cakupan perolehan peserta KB terbanyak 17,90% di Kota Magelang,
hasil perolehan peserta baru berdasarkan jenis kelamin di peroleh 2,17%
akseptor pria, dan 8,74% akseptor wanita pada umumnya PUS (Pasangan Usia Subur)
yang telah menjadi akseptor KB lebih banyak menggunakan pil, suntik dan kondom.
(Chinue, 2010).
Peserta KB baru tahun 2010 di
Sumatera Selatan sebesar 459.943 peserta atau 115.20% dari PPM 359.927 peserta
dimana perniks kontrasepsi IUD berjumlah 8.187 peserta atau 77,80%, MOW
berjumlah 1.799 peserta atau 56,32%, implant berjumlah 13.711 atau 182,06%,
suntikan berjumlah 207.172 peserta atau 142.49%, pil berjumlah 160.600 peserta
atau 104,49%, MOP berjumlah 79 peserta atau 101,14% dan kondom berjumlah 41,675
peserta atau 176,04%. (Buana, 2010).
Beberapa faktor yang berhubungan
dengan penggunaan kontrasepsi antara lain umur, jumlah anak yang telah
dimiliki, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, status Desa Kota dan
pengetahuan.
Berdasarkan data yang ada pada rumah
bersalin dan Balai Pengobatan Citra Palembang Tahun 2010, dari jumlah pasangan
usia subur yang ada di wilayah Kerja Rumah Bersalin dan balai Pengobatan Citra
Palembang, akseptor KB aktif yang mendapatkan pelayanan KB di rumah bersalin
dan Balai Pengobatan Citra Palembang terdapat akseptor KB suntik sebanyak 1211
atau (70%) pil sebanyak 385 atau (22,2%), kondom sebanyak 115 atau (6,65%) dan
implant sebanyak 20 atau (1,15%).
Berdasarkan data di atas dapat
dilihat pil KB termasuk kontrasepsi yang banyak digunakan oleh masyarakat
karena mudah didapat dan memiliki daya efek samping yang rendah, serta
mempunyai banyak manfaat. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai alat kontrasepsi pil dengan judul “Hubungan antara Umur dan Paritas Ibu dengan Penggunaan KB Pil di Rumah
Bersalin dan Balai Pengobatan Citra Palembang Tahun 2011”.
1.2
Rumusan Masalah
Diketahuinya
hubungan antara umur dan paritas ibu dengan penggunaan KB pil di Rumah Bersalin
dan Balai Pengobatan Citra Palembang Tahun 2011.
1.3
Tujuan
Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan antara
umur dan paritas ibu dengan penggunaan KB pil di Rumah Bersalin dan Balai
Pengobatan Citra Palembang Tahun 2011.
1.3.2
Tujuan Khusus
1.
Diketahuinya hubungan umur dengan penggunaan kontrasepsi pil di Rumah Bersalin dan Balai
Pengobatan Citra Palembang Tahun 2011.
2.
Diketahuinya hubungan paritas ibu dengan penggunaan kontrasepsi pil di Rumah Bersalin dan
Balai Pengobatan Citra Palembang Tahun 2011.
1.4
Manfaat
Penelitian
1.4.1
Bagi Institusi Pendidikan
Hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi (kepustakaan) dan
memberi informasi, pengetahuan dalam proses belajar mengajar.
1.4.2
Bagi Peneliti
Diharapkan
hasil penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam
menerapkan ilmu dan dapat dijadikan data dasar untuk penelitian selanjutnya.
1.5
Ruang Lingkup
Subjek : Semua
akseptor KB aktif yang datang di di Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Citra Palembang Tahun 2011
Tempat : Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Citra
Palembang Tahun 2011
Waktu : 6 – 20 Juni tahun 2011