BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infeksi saluran nafas akut (ISPA) adalah penyakit
infeksi pada satu bagian atau lebih lebih saluran nafas mulai dari hidung
sampai paru-paru dan berlangsung dalam kurun waktu dari 3 minggu (Arisclinik).
Penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) saat
ini masih merupakan masalah kesehatan utama. Episode penyakit batuk pilek pada
anak usia dibawah lima
tahun (balita) di Indonesia
diperkirakan sebesar 3 sampai 6 kali setiap tahun. Pada banyak negara
berkembang, lebih dari 50% kematian pada umur anak-anak balita disebabkan
karena infeksi saluran pernafasan akut, yakni infeksi akut yang mengenai
jaringan paru-paru. Salah satu yang termasuk dalam infeksi saluran nafas bagian
atas adalah batuk pilek biasa, sakit telinga, radang tenggorokan, influenza,
brochitis dan juga sinusitis (Depkes
RI , 2007).
World Health
Organization (WHO), memperkirakan insidens infeksi saluran pernafasan akut
(ISPA) di negara berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000
kelahiran hidup adalah 15% - 20% per tahun pada golongan usia balita. Menurut
WHO, + 13 juta anak balita di dunia meninggal setiap tahun dan sebagian
besar kematian tersebut terdapat di negara berkembang, dimana pneumonia
merupakan salah satu penyebab utama kematian dengan menubuh + 4 juta
anak balita setiap tahun (Asrun, 2009).
Di Indonesia berdasarkan hasil riset kesehatan dasar
tahun 2007 menunjukan prevalensi nasional ISPA 25,5%,angka kesakitan (morbiditas)
ISPA pada bayi:2,2%,balita:3,7%.angka kematian(mortalitas) pada bayi 23,8% dan
balita 15,5%(munasichin,2007).
Kurangnya
pengetahuan ibu tentang Imunisasi DPT menyebabkan banyaknya balita terkena
ISPA, imunisasi DPT yakni imunisasi yang diberikan agar balita tidak rentan
terkena Infeksi Saluran Pernafasan. Diperkirakan kasus pertusis sejumlah 51
juta dengan kematian lebih dari 600.000 orang, namun hanya 1,1 juta penderita
dilaporkan dari 163 negara dalam tahun 1983. Hampir 80 % anak-anak yang tidak
di imunisasi menderita sakit pertusis sebelum umur 5 tahun. Kematian karena
pertusis, 5 0 % terjadi pada bayi (umur < 1 tahun).
Anak berumur di
bawah 2 tahun mempunyai risiko terserang Infeksi Saluran Pernafasan Akut lebih
besar dari pada anak di atas 2 tahun sampai 5 tahun, keadaan ini karena pada
anak di bawah umur 2 tahun imunitasnya belum sempurna dan lumen saluran
nafasnya relatif sempit (Daulay, 2008).
Profil kesehatan sumsel,2008 Cakupan penemuan pneumonia mengalami peningkatan dari 33,6% pada tahun
2004 menjadi 39,2% pada tahun 2007.
Di Sumatera
Selatan jumlah penderita ISPA di seluruh Puskesmas mencapai 8.999 penderita.
Masyarakat yang terkena penyakit ISPA banyak terjadi pada balita dan anak-anak
(Noerdin, 2006).
Profil
kesehatan kota Palembang,2009 Dengan
penemuan kasus ISPA atau pneumonia di kota Palembang dari tahun 2003 sekitar
24,04%, tahun 2004 sekitar 31,65%, tahun 2005 sekitar 43,30%, tahun 2006
sekitar 48,28%, sedangkan pada tahun 2007 meningkat sekitar 51% dengan jumlah
kasus penderita kasus pneumonia pada balita sekitar 7.422 kasus pada tahun
2007.
Menurut
hasil penelitian Satriyanto (2009), pengetahuan ibu dengan kejadian ISPA pada
balita dengan persentasi yaitu 26,67% untuk kategori baik, 30% kategori cukup
dan berada pada kategori kurang dengan jumlah 43,33%. Dengan kesimpulan tingkat
pengetahuan yang kurang serta penyakit ISPA dipengaruhi oleh rendahnya
pendidikan responden.
Berdasarkan data
di BPS Budi Mulia tahun 2009, angka kejadian ISPA sebanyak 36 anak, sedangkan
angka kejadian ISPA pada tahun 2010, sebanyak 81 anak, masih tingginya angka
kejadian ISPA (BPS Budi Mulia, 2010).
Berdasarkan data
di atas masih tingginya angka kejadian ISPA maka penulis
ingin melakukan penelitian dengan
judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang
ISPA pada balita di BPS Budi Mulia Palembang tahun 2011”.
1.2 Rumusan Masalah
Diketahui gambaran
pengetahuan ibu tentang ISPA pada balita di BPS Budi Mulia Palembang Tahun
2011.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang ISPA
pada balita di BPS Budi Mulia Palembang Tahun 2011.
1.3.2
Tujuan
Khusus
1.
Diketahui gambaran pengetahuan ibu tentang definisi
ISPA di BPS Budi Mulia Palembang Tahun 2011.
2
Diketahui gambaran pengetahuan ibu tentang etiologi
ISPA di BPS Budi Mulia Palembang Tahun 2011.
3
Diketahui gambaran
pengetahuan ibu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ISPA di BPS Budi Mulia
Palembang Tahun 2011.
4
Diketahui gambaran
pengetahuan ibu tentang derajat ISPA di BPS Budi Mulia Palembang Tahun 2011.
5
Diketahui gambaran
pengetahuan ibu tentang pencegahan ISPA di BPS Budi Mulia Palembang Tahun 2011.
6
Diketahui gambaran pengetahuan ibu tentang pengobatan
ISPA di BPS Budi Mulia Palembang Tahun 2011.
1.4 Manfaat
Penelitian
1.4.1
Bagi
Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan khususnya mengenai infeksi saluran pernafasan akut dan penerapan
ilmu yang didapat selama studi.
1.4.2
Bagi
Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan masukan atau referensi dan informasi bagi peserta yang mendidik
sehingga menjadi acuan dalam proses belajar serta menambah bahan kepustakaan di
Akademi Kebidanan Budi Mulia Palembang .
1.4.3
Bagi Institusi
Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan
sebagai panduan dalam meningkatkan mutu dan pelayanan kesehatan dan untuk meningkatkan
penyuluhan tentang ISPA.
1.5 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini dilakukan hanya untuk
melihat gambaran pengetahuan ibu tentang ISPA pada balita di BPS Budi Mulia
Palembang tahun 2011.