Ilmu Asuhan Kebidanan dan Keperawatan

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG TAHUN 2010


BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) persentase kemungkinan terjadinya abortus cukup tinggi. Sekitar 15 – 40% angka kejadian, diketahui pada ibu yang sudah dinyatakan positif hamil, dan 60 – 75% angka abortus terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu (Lestariningsih, 2008).

Kematian maternal adalah kematian sewaktu hamil, melahirkan atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak tergantung dari lama dan lokasi kehamilan, disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan, atau penanganannya, tetapi tidak secara kebetulan atau oleh penyebab tambahan lainnya (Wiknjosastro, 2007).
Rencana strategis nasional making pregnancy safar di Indonesia 2001 – 2010 oleh Depkes, yaitu menurunkan AKI sebesar 75% pada tahun 2015 menjadi 115 per 100.000 kelahiran hidup (Sarwono, 2008).
Angka kematian Ibu masih tinggi disebabkan banyak faktor-faktor yang disebabkan secara langsung antara lain perdarahan 42%, eklampsia 13%, komplikasi abortus 11%, infeksi 10%, partus lama 9%. Disamping itu kurangnya petugas kesehatan dan peranan pertolongan persalinan yang profesional baik kuantitas maupun kualitas yang menyebabkan rendahnya cakupan pemeriksaan kehamilan yang berkualitas dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan (Depkes RI, 2007).
Di Indonesia diperkirakan terjadi sekitar 2 – 2,5 juta gugur-kandung setiap tahun, sehingga secara nyata dapat menurunkan angka kelahiran menjadi 1,7% per tahun. Sementara itu kematian akibat gugur-kandung ilegal diduga sekitar 60.000 – 70.000 orang atau 1/3 dari kematian maternal (Manuaba, 2008).
Pada tahun 2008 AKI di Sumatera Selatan mencapai 53/100.000 dari 27,5 /1000 kelahiran hidup, penyebab kematian ibu disebabkan oleh infeksi (12 %), eklampsi (8 %), perdarahan (34,6%), abortus (5 %), dan 5 kematian ibu disebabkan oleh perdarahan abortus. Tahun 2009 sebanyak 200 kematian per 100.000 kelahiran dan data nasional mencapai 300 kematian per 100.000 kelahirannya disebabkan oleh perdarahan, infeksi dan kehamilan hipertensi   (Dinkes, 2009).
AKI di Kota Palembang Tahun 2008 angka kematian ibu saat melahirkan dari 302/100 ribu. Jumlah kematian ibu tahun 2009 di Kota Palembang  AKI menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup dengan penyebabnya pre eklampsi dan perdarahan. Dan tahun 2010 adalah jumlah kematian 125/100.000 kelahiran hidup disebabkan oleh perdarahan, pre eklampsi dan infeksi. (Dinkes,2010).
Di Rumah Sakit Umum Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2008 dalam Ein Marlina 2010, angka kejadian abortus sebesar 135 kasus dengan kejadian abortus imminens sebanyak 49 kasus (36,3%), abortus insipiens sebanyak 15 kasus (11,1%), abortus komplit sebanyak 35 kasus (25,9%),abortus inkomplit sebanyak 34 kasus (25,2%) dan missed abortion sebanyak 2 kasus (1,5%). Tahun 2009 tercatat 342 orang pasien abortus Tahun 2010 tercatat semua ibu hamil kurang dari 20 minggu sebanyak 588 orang yang pernah dirawat di instalasi rawat inap 348 orang pasien abortus yang dirawat di Ruang Kebidanan di Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
Berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian berjudul “Hubungan antara Umur dan Paritas dengan Kejadian Abortus di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2010”.

1.2    Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara umur dan paritas dengan kejadian abortus di Instalasi Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Pusat               Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2010 ?

1.3    Tujuan Penelitian
1.3.1        Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan antara umur dan paritas dengan kejadian abortus di Instalasi Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2010.

1.3.2        Tujuan Khusus
1.      Diketahuinya hubungan antara umur dengan kejadian abortus di Instalasi Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2010.
2.      Diketahuinya hubungan antara paritas dengan kejadian abortus di Instalasi Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2010.

1.4    Manfaat Penelitian
1.4.1        Bagi Peneliti
1.      Menambah ilmu dan memperluas pengetahuan peneliti tentang kejadian abortus dalam penelitian faktor-faktor antara umur dan paritas.
2.      Sebagai prasyarat untuk mendapat gelar ahli madya kebidanan

1.4.2        Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai umpan balik dalam proses belajar mengajar dan sebagai referensi kepustakaan sehingga dapat menunjang wawasan pengetahuan mahasiswi Akademi Kebidanan Budi Mulia tentang kejadian abortus.

1.4.3        Bagi Petugas Kesehatan
Hasil penelitian dapat dijadikan bahan evaluasi keberhasilan dalam melaksanakan Komunikasi Informasi Education (KIE) pada ibu hamil sejak dini sebagai upaya untuk menurunkan angka kejadian abortus.


1.5    Ruang Lingkup
Penelitian ini dilaksanakan Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian abortus. Adapun variabel yang diteliti yaitu umur dan paritas ibu hamil dengan kejadian abortus. Penelitian ini akan dilaksanakan di Instalasi Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2010.
Share:

Popular Posts

Jumlah Pengunjung

Cari judul yang anda butuhkan disni

Blog Archive

© Al Anshor 2017 All Reserved. Powered by Blogger.

Labels

Blog Archive