Ilmu Asuhan Kebidanan dan Keperawatan

PRILAKU BIDAN DALAM PEMBERIAN INISIASI MENYUSU DINI DI BPS WILAYAH KERJA PUSKESMAS BASUKI RAHMAD PALEMBANG TAHUN 2011


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Berdasarkan WHO (World Health Organization) di enam negara berkembang, resiko kematian bayi antara usia 9 – 12 bulan meningkat 40% jika bayi tersebut tidak disusui. Untuk bayi berusia di bawah dua bulan, angka kematian ini meningkat menjadi 48%  (Roesli, 2008).
Di Indonesia, dimana angka kematian bayi mencapai 35 per 1.000 kelahiran hidup atau sekitar 175.000 bayi meninggal setiap tahunya sebelum mencapai usia satu tahun (Ani, 2008).

Lembaga Internasional United Children and Education Federation (UNICEF) memperkirakan pemberian ASI ekslusif sampai usia enam bulan dapat mencegah kematian 1,3 juta anak berusia di bawah lima tahun. Suatu penelitian 16% kematian bayi dapat dicegah melalui pemberian ASI pada bayi sejak hari pertama kelahirannya. Angka ini naik menjadi 22% jika pemberian ASI dimulai dalam satu jam pertama setelah kelahiran bayi (Baskoro, 2008).
Pada tahun 2007, World Health Organization (WHO) atau United Children and Education Federation (UNICEF) mengeluarkan protokol baru tentang “ASI segar” yang harus diketahui kontak kulit ibu dengan kulit bayi segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam dan bantu ibu mengenali kapan bayinya siap menyusu (JNPK-KR, 2007).
Pemberian ASI segera setelah lahir (Inisiasi Menyusu Dini) Diperkirakan dapat menyelamatkan 30.000 bayi yang meninggal pada bulan pertama setelah kelahirannya (Ani, 2008).
Pengetahuan tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) belum banyak diketahui masyarakat, bahkan juga petugas kesehatan. Hal ini wajar karena IMD adalah ilmu pengetahuan yang baru bagi Indonesia. Selama ini penolong persalinan selalu memisahkan bayi dari ibunya segera setelah lahir, untuk dibersihkan, ditimbang, ditandai, dan diberi pakaian. Ternyata proses ini sangat mengganggu proses alami bayi untuk menyusu. Dapat kita ketahui inisiasi dilakukan ketika bayi lahir, tali pusat dipotong lalu dilap kering dan langsung diberikan kepada ibu. Sampai disitu biarkan bayi didada ibu minimal 30 menit sampai bayi mencari sendiri puting susu ibunya, masa ini bisa sampai 2 jam dan hal ini tidak menjadi masalah (Roesli, 2008).
Berdasarkan sejumlah penelitian bermakna praktik IMD dapat mengurangi 22% dari semua kematian bayi baru lahir yang terjadi sebelum usia satu bulan (JNPK-KR, 2007).
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, bahwa hanya 4% wanita di Indonesia yang melaksanakan inisiasi menyusui dini, sedangkan 96% lainnya tidak mempraktekannya. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa 22% kematian bayi dapat di cegah melalui pemberian ASI dalam satu jam pertama setelah kelahirannya (Baskoro, 2008).
Sedangkan di Bidan Praktek Swasta pelaksanaan IMD belum ada laporan secara resmi termasuk Bidan Praktek Swasta yang ada di kota Palembang. Menyangkut pentingnya IMD untuk menekan AKB perlu pelaksanaan IMD tersebut dilakukan di setiap pelayanan kesehatan khususnya Bidan Praktek Swasta.
BPS di wilayah kerja puskesmas Basuki Rahmat berjumlah sekitar 4 BPS yang berjumlah 15 bidan. Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Basuki Rahmad Palembang Tahun 2011. Dengan judul ”Prilaku Bidan dalam Pemberian Inisiasi Menyusu Dini di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Basuki Rahmad Palembang Tahun 2011”.

1.2.      Rumusan Masalah
Bagaimana prilaku bidan dalam pemberian Inisiasi Menyusu Dini di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Basuki Rahmad Palembang Tahun 2011 ?

1.3.      Tujuan Penelitian
1.3.1   Tujuan Umum
Diketahuinya prilaku bidan dalam pemberian Inisiasi Menyusu Dini di Bidan Praktek Swasta (BPS) Wilayah Kerja Puskesmas Basuki Rahmad Palembang Tahun 2011.




1.3.2    Tujuan Khusus
1.       Diketahuinya distribusi frekuensi pemberian Inisiasi Menyusu Dini di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Basuki Rahmat Palembang Tahun 2011.
2.       Diketahuinya distribusi frekuensi pengetahuan bidan dalam pemberian Inisiasi Menyusu Dini di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Basuki Rahmat Palembang Tahun 2011.
3.       Diketahuinya distribusi frekuensi sikap bidan dalam pemberian Inisiasi Menyusu Dini di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Basuki Rahmat Palembang Tahun 2011.
4.       Diketahuinya hubungan pengetahuan bidan dalam pemberian Inisiasi Menyusu   Dini di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Basuki Rahmat Palembang Tahun 2011.
5.       Diketahuinya hubungan sikap bidan dalam pemberian inisiasi menyusu dini di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Basuki Rahmat Palembang Tahun 2011.

1.4          Manfaat Penelitian
1.4.1    Bagi Direktur
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi yang bermanfaat untuk mengembangkan pengetahuan ilmu kebidanan terutama mengenai peran bidan dalam pemberian ASI secara dini.



1.4.2    Bagi Petugas Kesehatan Bidan Praktek Swasta
Sebagai bahan informasi dan dapat menjadi masukan yang diharapkan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di tempat kerjanya.

1.4.3    Bagi Peneliti
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan ilmu kebidanan dan dapat dijadikan data dasar untuk penelitian selanjutnya.

1.5          Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini hanya melihat prilaku bidan dalam pemberian Inisiasi Menyusu Dini pada bayi pada semua ibu yang melakukan persalinan di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Basuki Rahmad Palembang pada tanggal 10 Juni – 2 Juli tahun 2011. 
Share:

Popular Posts

Jumlah Pengunjung

Cari judul yang anda butuhkan disni

Blog Archive

© Al Anshor 2017 All Reserved. Powered by Blogger.

Labels

Blog Archive