BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kanker serviks atau
yang lebih dikenal dengan istilah kanker leher rahim adalah tumbuh nya sel-sel
tidak normal pada leher rahim. Sel-sel yang tumbuh tidak normal berubah menjadi
sel kanker. Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada serviks
uterus,suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk
kearah rahim yang terletak antara rahim
(uterus) dan liang senggama (vagina).
Waktu yang diperlukan bagi kanker servik
untuk berkembang cukup lama, sekitar 10-15 tahun. Kanker ini biasa nya terjadi
pada wanita yang berusia antara 30 tahun sampai 50 tahun, yaitu pada puncak
usia reproduktif wanita sehingga akan menyebabkan gangguan kualitas hidup
secara fisik, kejiwaan, dan kesehatan seksual (Sandra, 2010).
Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks
uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk
kearah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dan liang senggama (vagina) (Sandra,
2010).
Badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan, saat ini penyakit
kanker serviks menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang
menyebabkan kematian pada perempuan di dunia. Di Indonesia setiap tahun
terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks, dan kira-kira sebanyak 8000
kasus diantara nya berakhir dengan kematian (Dinkes, 2009)
Menurut data Yayasan Kanker Indonesia (YKI tahun 2007),
menyebutkan bahwa setiap tahun nya sekitar 500.000 perempuan didiagnosa
menderita kanker serviks dan lebih dari 250.000 meninggal dunia. Total 2,2 juta
perempuan di seluruh dunia menderita kanker serviks (Mahesa, 2009).
Di Indonesia sendiri diperkirakan 15.000 kasus baru kanker
serviks terjadi setiap tahunnya, sedangkan angka kematian diperkirakan 7.500
kasus pertahun. Selain itu, setiap hari nya diperkirakan terjadi 41 kasus
baru kanker serviks dan 20 perempuan
meninggal dunia karena penyakit tersebut (Sulistiyani, 2010).
Insiden kanker serviks menurut perkiraan DEPKES 100 per
100.000 penduduk pertahun,sedangkan dari data Laboratorium Patologi Anatomi
seluruh Indonesia, frekuensi kanker serviks paling tinggi diantara kanker yang
ada di Indonesia (Romauli, 2009).
Berdasarkan data di Rumah Sakit Umum Dr. Mohammad Hoesin
Palembang tahun 2008 terdapat kasus kanker serviks sebanyak 565 pasien. Dimana
terdiagnosa kanker serviks pasien lama sebanyak 391 dan pasien baru sebanyak
174, sementara pada tahun 2009 terdapat kasus kanker serviks menjadi 484
pasien, dimana terdiagnosa kanker serviks pada pasien lama sebanyak 347 dan
pasien baru sebanyak 137, sedangkan pada tahun 2010 angka kejadian kanker
serviks sebanyak 525 pasien, dimana terdiagnosa kanker serviks pasien lama 359
dan pasien yang baru sebanyak 166 orang (Rekam Medik, 2010)
Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kanker serviks menurut
adrian adalah
hubungan seksual usia muda (kurang dari 20 tahun), berganti-ganti pasangan
seksual, sering menderita infeksi di daerah kelamin dan melahirkan banyak anak
(Jakarta Kompas, 2010).
Hubungan antara tingginya paritas
(frekuensi atau seringnya melahirkan) dengan kanker serviks mungkin akibat menurunnya
kemampuan serviks dalam mempertahankan zona transformasi pada ektoserviks
terhadap infeksi HPV, selain kemungkinan faktor hormonal yang juga dapat
berperan (Ova Emilia).
Berdasarkan data diatas “Hubungan Umur dan Paritas dengan Kejadian
Kanker Serviks pada Ibu di Rumah
Sakit Umum Pusat Dr . Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2010”.
1.2
Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan
umur dan paritas dengan kejadian kanker serviks pada ibu di Rumah Sakit Umum Pusat Dr . Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2010.
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan
Umum
Untuk mengetahui hubungan
umur dan paritas dengan kejadian kanker serviks pada ibu di Rumah Sakit Umum Pusat Dr . Mohammad
Hoesin Palembang Tahun 2010.
1.3.2 Tujuan
Khusus
1. Diketahui
hubungan umur dengan kejadian kanker serviks di Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2010.
2. Diketahui
hubungan paritas dengan kejadian kanker serviks di Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2010.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi
Peneliti
Untuk menambah wawasan dan mengaplikasikan teori yang didapat
mengenai hubungan umur dan paritas
dengan kejadian kanker serviks pada ibu di Rumah Sakit Umum Pusat Dr . Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2010.
1.4.2 Manfaat
Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dan
masukan bagi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tentang
kanker serviks.
1.4.3 Bagi
Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini
dapat sebagai masukan serta informasi dalam proses pembelajaran dan sebagai bahan referensi mahasiswi Akademi
Kebidanan Budi Mulia Palembang program D III Kebidanan dapat meningkatkan
kualitas dan kuantitas.
1.5
Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah hubungan umur dan paritas dengan kejadian
kanker serviks pada ibu di Rumah
Sakit Umum Pusat Dr . Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2010.
Penelitian ini diambil variabel umur dan paritas faktor-faktor tersebut dapat
mempengaruhi kejadian kanker serviks, metode yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu survey analitik dengan menggunakan “Cross Sectional” yang
menggunakan data sekunder.